A Pengertian
Pergaulan Bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Defenisi Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan
orang lain, dan hubungan antar manusia dibina Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat.
Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi
aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan
ekses-ekses seperti saat ini. Namun, dalam masyarakat pergaulan bebas memiliki
arti yang berbeda. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan
bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul
dengan orang lain tetapi terlepas dari norma yang mengatur tentang pergaulan.
Pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas
saling bercengkrama, bercampur baur antara lawan jenis, akibatnya mudah di
telusuri berkembanglah budaya pacaran
B. Penyebab & Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
a. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebasdi Indonesia
- Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah - Kegagalan remaja menyerap norma\
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah westernisasi.
b. Dampak dari pergaulan bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Dampak Pergaulan Bebas Dampak dari pergaulan bebas
akan menimbulkan perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; negatif
minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Melakukan hubungan seks secara
bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran
setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara
lain di bidang sosial, agama dan kesehatan. Yayah Khisbiyah (1994), misalnya,
mengutip pelbagai hasil penelitian yg menunjukkan intensitas angka kehamilan
remaja di luar nikah. Lembaga konseling remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari
pelbagai kasus yg mereka tangani pada tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia
14-24 tahun yg hamil sebelum nikah. Penelitian di Manado yg dilaporkan oleh
Warouw mengambil 663 sampel secara acak dari 3.106 orang meminta induksi haid
ditemukan sebanyak 472 responden yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan
yg tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden
(28,8%) berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%) berusia 20-24 tahun. Pakar
seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta
mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks
bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi
dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke,
dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi
Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan
seks pranikah mencapai 29,9 persen. Berdasarkan penelitian di berbagai kota
besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga
menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.
Akan terjadi
beberpa macam kenakalan yang terjadi sebagai berikut:
1. Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik
pada orang lain : perkelahian, tawuran pelajar, perkosaan, perampokan, dan
lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan koraban materi :
perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban
dipihak orang lain : pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.
4. Kenakalan yang melawan status, misalnya
mengingkari status anak sebagai pelajar yang membolos, mengingkari status orang
tua dengan minggat dari rumah atau membantah mereka.
Faktor Penyebab Terjadinya Prgaulan Bebas Yang
Menyababkan Remaja/Seorang Anak Bangsa Bisa Terjerumus Kedalam Masala Tersebut.
Dapat Kami Bagi Menjadi 5 Bagian:
1. Arus globalisasi Seiring dengan semakin cepatnya
arus globalisasi, banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur
(Indonesia) masuk ke Indonesia. Budaya Timur yang awalnya pacaran pada usia
remaja dianggap tabu oleh masyarakat, tetapi semakin akibat kuatnya pengaruh
arus globalisasi tersebut menyebabkan pacaran sebagai hal biasa.
2. Pengaruh teman atau kelompok sepermainan Sudah
tidak dapat kita ungkiri bahwa sekarang ini teman ialah tempat menampung segala
keluh kesah kita. Namun, apabila kita kita salah mencari teman, mereka akan menghibur
kita, mereka akan mengajak kita mencari solusi semua masalah kita dengan
mengajak kita clubbing, merokok, apalagi mencari menggunakan ganja.
3. Pengaruh media massa Sekarang, untuk mendapatkan
suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya
sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang
meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut
juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video.
4.Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal
yang berbau pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka
perilaku seks bebas di kalangan remaja. 4. Iman yang lemah Pemahaman religi/
agama yang kurang, sehingga iman sangat mudah untuk digoyahkan untuk berbuat
yang tidak baik dan tidak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas, baik
berakibat didunia maupun diakhirat pada akhirnya.
5. Pandangan orangtua Anak-anak tumbuh menjadi
remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Orang tua
juga melakukan kesalahan, dengan tidak memberikan pendidikan yang memadai di
rumah, dan membiarkan anak-anak mereka. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut
para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi
reproduksinya.
D. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja
No comments:
Post a Comment