1. Manusia
Manusia lahir ke duania ini tidak
terlepas dari figur Adam AS sebagai manusia pertama yang diciptakan dari tanah.
Hal itu sesuai dengan Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 30 berbunyi:
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Kemudian Allah juga menyebutkan
dalam surat Al-Mukminun : 12 yaitu:
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
Manusia diciptakan oleh Allah
memiliki intelegensi yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk yang
lainnya, sehingga dapat membedakan yang hak dengan yang bathil, kemudian
manusia itu mengembangkan kebudayaan di muka bumi. Hal itu sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al-Baqarah : 31-33.
Jadi Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah dan Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sebelah kiri. Kemudian
proses kejadian manusia itu dari saripati yang bercampur dan disimpan ditempat
yang kokoh yaitu rahim. Air mani itu dijadikan segumpal darah, lalu darah itu
dijadikan segumpal daging dan segumpal daging dijadikan tulang belulang dan
tulang itu dibungkus dengan daging, kemudian baru dijadikan mahkluk yang
namanya manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 13 – 14
yaitu:
Artinya: Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Dilihat
dari ciri-cirinya manusia itu dapat kelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:
a. Manusia
sebagai Homo Volens (Manusia Berkeinginan)
Manusia adalah makhluk
yang perilakunya hasil interaksi antara komponen biologis, psikologis dan
sosial. Kemudian pada manusia juga terdapat 3 unsur yaitu animal (binatang), rasional
(akal) dan moral (nilai).
b. Manusia
sebagai Homo Mechanicus (Manusia Mesin)
Manusia terbentuk dari
tingkah laku sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek rasional dan emosional.
c. Manusia sebagai
Homo Sapiens (Manusia Berpikir)
Manusia merupakan makhluk
yang selalu memahami lingkungannya dan selalu berpikir.
d. Manusia
Sebagai Homo Ludens (Manusia Bermain)
Manusia berprilaku untuk
mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
Kemudian
ada yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai 4 karakteristik yaitu:
1)
Aspek kreasi yaitu manusia diciptakan
dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Tiin : 4
yaitu:
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2)
Aspek ilmu yaitu manusia berpotensi
untuk mengembangkan ilmu pengetahun bila dibandingkan dengan hewan. Firman
Allah dalam surat Al-Baqarah : 31 yaitu:
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!"
3)
Aspek kehendak yaitu manusia dapat menentukan
pilihan dalam hidupnya antara yang beriman dengan kafir. Firman Allah dalam
surat Al-Insan : 3 yaitu:
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan
yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
4)
Aspek akhlak yaitu manusia bisa dibentuk
dari yang bejat menjadi yang baik dan sebaliknya, oleh sebab itu diperlukan
lembaga pendidikan untuk membentuk kepribadian manusia.
2. Alam semesta
Kajian ahli tentang kejadian alam
semesta diantaranya:
Menurut Filosof Yunani Kuno bahwa
alam semesta (alam raya) ini berasal dari:
1)
Unsur air, sebab air merupakan pokok
dari segala sesuatu yang ada dan akan
kembali kepada air
2)
Unsur udara, sebab udara salah satu zat
yang tak terhingga
3)
Unsur api, sebab api mempunyai sifat
yang dinamis
4)
Unsur air, api, udara dan tanah, dan
masing-masing memiliki sifat panas, dingin, basah dan kering
Kemudian menurut pandangan Islam
bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT secara bertahap dan
memerlukan waktu. Hal itu sesuai dengan Firman
Allah dalam surat Huud : 7 yang berbunyi:
Artinya: Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar
Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu
berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan
sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini
tidak lain hanyalah sihir yang nyata.".
Sebenarnya Al-Quran memberikan
konsep dasar kepada manusia tetang alam semesta ini yang dinyatakan oleh Allah
dalam firman-Nya surat Ali Imran : 190 yang berbunyi:
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Jadi alam semesta ini diciptakan
oleh Allah dalam beberapa periode (masa). Hal ini dapat dibuktikan sewaktu Nabi
Adam dan Siti Hawa dibuang dari Syorga dan dilempar ke dunia dan dunia sudah
terkembang luas. Semua isi alam semesta ini diperuntukkan untuk manusia dan manusia
tinggal memanfaatkannya. Namun segala isi bumi beserta isinya tetap tunduk
kepada aturan Allah, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al-Jaatsiyah : 13
berbunyi:
Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang
di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir.
3. Agama
Agama adalah sebuah realitas yang
senantiasa muncul dalam kehidupan manusia dalam bentuk dimensi dan sejarah.
Oleh sebab itu orang yang beragama senantiasa menginginkan ketenteraman dan
kenyamanan. Hal itu dapat dilihat dari arti agama yaitu A = tidak dan Gama =
kacau. Jadi orang yang beragama akan menghendaki kenyamanan dan ketenteraman.
Jika orang yang beragama masih menginginkan kekacauan berarti orang tersebut
belum paham dengan agama.
Agama dapat dlilihat ruang
lingkupnya yaitu:
a. Keyakinan
(credial)
yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini
mengatur dan menciptakan alam.
b. Peribadatan
(ritual)
yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural
tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukkan.
c. Sistem
nilai yang mengatur hubungan anatara manusia dengan manusia lainnya atau alam
semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya.
4. Hubungan antara manusia dan alam semesta
Manusia dan alam semesta
mempunyai hubungan timbal balik karena manusia butuh dengan alam yaitu tempat
hidup dan mencari kehidupan, sedangkan alam juga membutuhkan jamahan tangan manusia
yang dapat memperindah alam semesta. Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam surat
Ar-Ruum : 41 berbunyi:
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
2.
Hubungan
antara Manusia dan Agama
a.
Fitrah terhadap agama
Keteraturan seluruh elemen alam
ini membangkitkan kesadaran bahwa kehidupan manusia pun memerlukan keteraturan.
Oleh sebab itu penyembahan manusia kepada Pencipta merupakan suatu fitrah
manusia terhadap agama. Jika manusia mengabaikan kefitrahan terhadap agama maka
akan menyebabkan kahancuran baik fisik maupun sosial. Sesuai dengan firman
Allah dalam surat An-Nuur : 41 yaitu:
Artinya: Tidaklah kamu tahu
bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan
(juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui
(cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan.
b.
Pencarian manusia terhadap agama
Akal yang dimiliki oleh manusia
senantiasa menuntut kepuasan berfikir karena manusia itu selalu mencari
kebenaran agama dalam kehidupan. Hal itu terjadi pada Nabi Ibrahim yang mencari
kebenaran tentang Tuhan. Nabi Muhammad SAW memerlukan tahannus karena jiwanya
tidak menerima aturan hidup yang dikembangkan oleh masyarakat Quraisy di Mekah
yang mengaku masih menyembah Tuhan Ibrahim. Sesuai dengan firman Allah dalam
surat Ad-Duhaa : 7 yaitu:
Artinya: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk.
Pencarian terhadap
kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada
Muhammad s.a.w. sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan
akhirat.
c.
Konsistensi keagamaan
Sikap
konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya
terhadap agama yang dipeluknya. Untuk membentuk sikap konsisten dibutuhkan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Pengenalan
Seseorang harus mengenal dengan jelas
agama yang dianut sehingga bisa membedakan anatara satu agama dengan agama yang
lain. Jika ada yang mengatakan agama itu sama maka dia tidak mengenal agama itu
satu persatu.
2)
Pengertian
Seseorang yang mengerti ajaran agamanya
akan mempertahankannya dari upaya-upaya yang menghancurkan agama tersebut dan
dia akan menyiarkan ajaran agama itu dengan baik dan bergairah.
3)
Penghayatan
Seseorang yang menghayati agama akan
dapat mengamalkan ajaran agamanya dan akan menimbulkan keyakinan yang akan mendorongnya
untuk melaksanakan agama itu dengan tulus dan ikhlas.
4)
Pengabdian
Seseorang yang mengenal, mengerti dan
mengayati agama yang dipeluknya maka pengabdian terhadap agamanya akan
kelihatan dalam hidupnya sehari-hari. Kepentingan hudupnya adalah kepentingan
agamanya, tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya dan warna jiwanya adalah warna
agamanya.
5)
Pembelaan
Kecintaan terhadap agama akan melahirkan
pembelaan dan pembelaan itu yang disebut dengan jihad yaitu suatu sikap jiwa
yang sungguh-sungguh dalam membela agamanya. Hal itu sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-Hujurat : 15 yaitu:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
3.
Agama
Islam
a.
Pengertian Islam
Islam
menurut bahasa artinya berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada
Allah SWT. Sedangkan pengertian Islam menurut istilah adalah agama yang
diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi hukum-hukum
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam semesta. Ajaran Islam diturunkan Allah sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad SAW. Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi sebelum Nabi
Muhammad dan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah sama yaitu sama-sama mempelajari Tauhid yaitu
mengesakan Allah SWT. Namun ada perbedaan yaitu:
1)
Wahyu yang diterima disesuaikan dengan perkembangan
dan kecerdasan ummat saat itu.
2)
Wahyu yang diturunkan tidak selengkap
wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad.
3)
Wahyu yang diturunkan bersifat lokal.
4)
Wahyu yang diturunkan tidak dijamin
kelestariannya.
5)
Dengan adanya Al-Qur’an maka wahyu yang
diturunkan sebelumnya tidak berlaku lagi.
b.
Ruang Lingkup Agama Islam
Secara
garis besar ruang lingkup agama Islam terbagi kepada 3 aspek yaitu:
1)
Keyakinan yang disebut aqidah yaitu
aspek kredial atau keimanan kepada Allah.
2)
Norma atau hukum yang disebut syari’ah
yaitu aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia
dan dengan alam semesta.
3)
Perilaku yang disebut akhlak yaitu
perilaku yang kelihatan dari pelaksanaan aqidah dan syari’ah.
Sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 208 yaitu:
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
c.
Klasifikasi Agama
Dilihat
dari sumber, sifat dan tempatnya maka agama dapat diklasifikasikan atas 3
kategori yaitu:
1)
Agama wahyu dan bukan wahyu.
Agama wahyu adalah agama yang
menghendaki iman kepada Tuhan Pemberi wahyu, iman kepada rasul-rasul penerima
wahyu, iman kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya disampaikan kepada
seluruh umat manusia. Sedangkan agama bukan wahyu adalah agama yang tidak
menghendaki iman kepada Tuhan, tidak mentaati aturan-aturan-Nya sebagai suatu
hal yang esensial.
Untuk itu dapat dilihat perbedaan antara
agama wahyu dengan bukan wahyu yaitu:
a) Agama
wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama bukan wahyu tidak
terdapat konsep keesaan Tuhan.
b) Agama
wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak mempunyai Nabi.
c) Dalam
agama wahyu sumber utama baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan,
sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
d) Semua
agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir di luar
Timur Tengah.
e) Agama
wahyu sesuai dengan ajarannya yaitu misionari, sedangkan agama bukan wahyu
bukan agama misionari.
f)
Ajaran agama wahyu jelas dan tegas,
sedangkan agama bukan wahyu kabur dan elastis.
g) Agama
wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spiritual maupun
material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitikberatkan pada aspek
spiritual saja atau material saja.
2)
Agama misionari dan bukan misionari.
Agama misionari adalah agama menurut
ajarannya harus disebarkan kepada seluruh umat manusia, sedangkan agama bukan
misionari adalah tidak ada kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada
umat manusia.
3)
Agama ras geografis dan agama universal
Agama ras geografis terdiri atas agama
semitik dan bukan semitik. Agama semitik pada umumnya agama wahyu dan agama ini
bersifat universal, sedangkan agama bukan semitik bukan agama wahyu.
Soal-soal:
1. Jelaskan
4 karekteristik yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk Allah SWT, sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki!.
2. Jelaskan
pengertian agama dan ruangligkupnya!.
3. Jelaskan
perbedaan antara agama wahyu dengan agama bukan wahyu !.
4. Jelaskan
yang dimaksud dengan agama misionari !.
Daftar Pustaka
As-Suyuthi,I (1995); Apa Itu Algur’an; Penerbit Gema Insani Press: Jakarta.
Abdul Fatah Idris.(1994); Fiqih Islam Lengkap; Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Suparta, M (1996); Ilmu Hadis, Penerbit Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK: Jakarta.
Suryana Af, A.T (1997), Pendidikan Agama Islam; Penerbit Tiga Mutiara: Bandung.
_____;(2001); Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum; Penerbit Direktorat PTAI Dirjen Kelembagaan Agama Islam: Jakarta.
thanx
ReplyDelete