Monday, September 22, 2014

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN AGAMA


1.     Manusia
Manusia lahir ke duania ini tidak terlepas dari figur Adam AS sebagai manusia pertama yang diciptakan dari tanah. Hal itu sesuai dengan Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 30 berbunyi:

  
Artinya:     Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Kemudian Allah juga menyebutkan dalam surat Al-Mukminun : 12 yaitu:
  
Artinya:     Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

Manusia diciptakan oleh Allah memiliki intelegensi yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, sehingga dapat membedakan yang hak dengan yang bathil, kemudian manusia itu mengembangkan kebudayaan di muka bumi. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 31-33.
Jadi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah dan Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sebelah kiri. Kemudian proses kejadian manusia itu dari saripati yang bercampur dan disimpan ditempat yang kokoh yaitu rahim. Air mani itu dijadikan segumpal darah, lalu darah itu dijadikan segumpal daging dan segumpal daging dijadikan tulang belulang dan tulang itu dibungkus dengan daging, kemudian baru dijadikan mahkluk yang namanya manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 13 – 14 yaitu:

Artinya: Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Dilihat dari ciri-cirinya manusia itu dapat kelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:
a.    Manusia sebagai Homo Volens (Manusia Berkeinginan)
Manusia adalah makhluk yang perilakunya hasil interaksi antara komponen biologis, psikologis dan sosial. Kemudian pada manusia juga terdapat 3 unsur yaitu animal (binatang), rasional (akal) dan moral (nilai).
b.    Manusia sebagai Homo Mechanicus (Manusia Mesin)
Manusia terbentuk dari tingkah laku sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosional.
c.    Manusia sebagai Homo Sapiens (Manusia Berpikir)
Manusia merupakan makhluk yang selalu memahami lingkungannya dan selalu berpikir.
d.   Manusia Sebagai Homo Ludens (Manusia Bermain)
Manusia berprilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
Kemudian ada yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai 4 karakteristik yaitu:
1)    Aspek kreasi yaitu manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Tiin : 4 yaitu:
Artinya:      Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2)    Aspek ilmu yaitu manusia berpotensi untuk mengembangkan ilmu pengetahun bila dibandingkan dengan hewan. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 31 yaitu:
Artinya:      Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
3)    Aspek kehendak yaitu manusia dapat menentukan pilihan dalam hidupnya antara yang beriman dengan kafir. Firman Allah dalam surat Al-Insan : 3 yaitu:
 Artinya:      Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

4)    Aspek akhlak yaitu manusia bisa dibentuk dari yang bejat menjadi yang baik dan sebaliknya, oleh sebab itu diperlukan lembaga pendidikan untuk membentuk kepribadian manusia.

2.     Alam semesta
Kajian ahli tentang kejadian alam semesta diantaranya:
Menurut Filosof Yunani Kuno bahwa alam semesta (alam raya) ini berasal dari:  
1)     Unsur air, sebab air merupakan pokok dari segala sesuatu yang  ada dan akan kembali kepada air
2)     Unsur udara, sebab udara salah satu zat yang tak terhingga
3)     Unsur api, sebab api mempunyai sifat yang dinamis
4)     Unsur air, api, udara dan tanah, dan masing-masing memiliki sifat panas, dingin, basah dan kering

Kemudian menurut pandangan Islam bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT secara bertahap dan memerlukan  waktu. Hal itu sesuai dengan Firman Allah dalam surat Huud : 7 yang berbunyi:

Artinya:     Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.".
Sebenarnya Al-Quran memberikan konsep dasar kepada manusia tetang alam semesta ini yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya surat Ali Imran : 190 yang berbunyi:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Jadi alam semesta ini diciptakan oleh Allah dalam beberapa periode (masa). Hal ini dapat dibuktikan sewaktu Nabi Adam dan Siti Hawa dibuang dari Syorga dan dilempar ke dunia dan dunia sudah terkembang luas. Semua isi alam semesta ini diperuntukkan untuk manusia dan manusia tinggal memanfaatkannya. Namun segala isi bumi beserta isinya tetap tunduk kepada aturan Allah, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al-Jaatsiyah : 13 berbunyi:
  
Artinya:     Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

3.     Agama
Agama adalah sebuah realitas yang senantiasa muncul dalam kehidupan manusia dalam bentuk dimensi dan sejarah. Oleh sebab itu orang yang beragama senantiasa menginginkan ketenteraman dan kenyamanan. Hal itu dapat dilihat dari arti agama yaitu A = tidak dan Gama = kacau. Jadi orang yang beragama akan menghendaki kenyamanan dan ketenteraman. Jika orang yang beragama masih menginginkan kekacauan berarti orang tersebut belum paham dengan agama.

Agama dapat dlilihat ruang lingkupnya yaitu:
a.       Keyakinan (credial) yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan menciptakan alam.
b.      Peribadatan (ritual) yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukkan.
c.       Sistem nilai yang mengatur hubungan anatara manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya.

4.     Hubungan antara manusia dan alam semesta
Manusia dan alam semesta mempunyai hubungan timbal balik karena manusia butuh dengan alam yaitu tempat hidup dan mencari kehidupan, sedangkan alam juga membutuhkan jamahan tangan manusia yang dapat memperindah alam semesta. Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam surat Ar-Ruum : 41 berbunyi:

Artinya:     Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

2.     Hubungan antara Manusia dan Agama
a.          Fitrah terhadap agama
Keteraturan seluruh elemen alam ini membangkitkan kesadaran bahwa kehidupan manusia pun memerlukan keteraturan. Oleh sebab itu penyembahan manusia kepada Pencipta merupakan suatu fitrah manusia terhadap agama. Jika manusia mengabaikan kefitrahan terhadap agama maka akan menyebabkan kahancuran baik fisik maupun sosial. Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nuur : 41 yaitu:

Artinya: Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

b.          Pencarian manusia terhadap agama
Akal yang dimiliki oleh manusia senantiasa menuntut kepuasan berfikir karena manusia itu selalu mencari kebenaran agama dalam kehidupan. Hal itu terjadi pada Nabi Ibrahim yang mencari kebenaran tentang Tuhan. Nabi Muhammad SAW memerlukan tahannus karena jiwanya tidak menerima aturan hidup yang dikembangkan oleh masyarakat Quraisy di Mekah yang mengaku masih menyembah Tuhan Ibrahim. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ad-Duhaa : 7 yaitu:

Artinya:         Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

Pencarian terhadap kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.

c.          Konsistensi keagamaan
Sikap konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya terhadap agama yang dipeluknya. Untuk membentuk sikap konsisten dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1)     Pengenalan
   Seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dianut sehingga bisa membedakan anatara satu agama dengan agama yang lain. Jika ada yang mengatakan agama itu sama maka dia tidak mengenal agama itu satu persatu.
2)     Pengertian
   Seseorang yang mengerti ajaran agamanya akan mempertahankannya dari upaya-upaya yang menghancurkan agama tersebut dan dia akan menyiarkan ajaran agama itu dengan baik dan bergairah.
3)     Penghayatan
   Seseorang yang menghayati agama akan dapat mengamalkan ajaran agamanya dan akan menimbulkan keyakinan yang akan mendorongnya untuk melaksanakan agama itu dengan tulus dan ikhlas.
4)     Pengabdian
   Seseorang yang mengenal, mengerti dan mengayati agama yang dipeluknya maka pengabdian terhadap agamanya akan kelihatan dalam hidupnya sehari-hari. Kepentingan hudupnya adalah kepentingan agamanya, tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya dan warna jiwanya adalah warna agamanya.
5)     Pembelaan
   Kecintaan terhadap agama akan melahirkan pembelaan dan pembelaan itu yang disebut dengan jihad yaitu suatu sikap jiwa yang sungguh-sungguh dalam membela agamanya. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hujurat : 15 yaitu:

Artinya:         Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

3.     Agama Islam
a.          Pengertian Islam
Islam menurut bahasa artinya berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada Allah SWT. Sedangkan pengertian Islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Ajaran Islam diturunkan Allah sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW. Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi sebelum Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah sama yaitu sama-sama mempelajari Tauhid yaitu mengesakan Allah SWT. Namun ada perbedaan yaitu:
1)     Wahyu yang diterima disesuaikan dengan perkembangan dan kecerdasan ummat saat itu.
2)     Wahyu yang diturunkan tidak selengkap wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad.
3)     Wahyu yang diturunkan bersifat lokal.
4)     Wahyu yang diturunkan tidak dijamin kelestariannya.
5)     Dengan adanya Al-Qur’an maka wahyu yang diturunkan sebelumnya tidak berlaku lagi.

b.          Ruang Lingkup Agama Islam
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam terbagi kepada 3 aspek yaitu:
1)     Keyakinan yang disebut aqidah yaitu aspek kredial atau keimanan kepada Allah.
2)     Norma atau hukum yang disebut syari’ah yaitu aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.
3)     Perilaku yang disebut akhlak yaitu perilaku yang kelihatan dari pelaksanaan aqidah dan syari’ah.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 208 yaitu:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

c.          Klasifikasi Agama
Dilihat dari sumber, sifat dan tempatnya maka agama dapat diklasifikasikan atas 3 kategori yaitu:
1)     Agama wahyu dan bukan wahyu.
   Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan Pemberi wahyu, iman kepada rasul-rasul penerima wahyu, iman kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya disampaikan kepada seluruh umat manusia. Sedangkan agama bukan wahyu adalah agama yang tidak menghendaki iman kepada Tuhan, tidak mentaati aturan-aturan-Nya sebagai suatu hal yang esensial.
   Untuk itu dapat dilihat perbedaan antara agama wahyu dengan bukan wahyu yaitu:
a)      Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama bukan wahyu tidak terdapat konsep keesaan Tuhan.
b)      Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak mempunyai Nabi.
c)       Dalam agama wahyu sumber utama baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
d)      Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir di luar Timur Tengah.
e)       Agama wahyu sesuai dengan ajarannya yaitu misionari, sedangkan agama bukan wahyu bukan agama misionari.
f)        Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan elastis.
g)      Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spiritual maupun material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitikberatkan pada aspek spiritual saja atau material saja.
2)     Agama misionari dan bukan misionari.
   Agama misionari adalah agama menurut ajarannya harus disebarkan kepada seluruh umat manusia, sedangkan agama bukan misionari adalah tidak ada kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada umat manusia.
3)     Agama ras geografis dan agama universal
   Agama ras geografis terdiri atas agama semitik dan bukan semitik. Agama semitik pada umumnya agama wahyu dan agama ini bersifat universal, sedangkan agama bukan semitik bukan agama wahyu.

Soal-soal:
1.    Jelaskan 4 karekteristik yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk Allah SWT, sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki!.
2.    Jelaskan pengertian agama dan ruangligkupnya!.
3.    Jelaskan perbedaan antara agama wahyu dengan agama bukan wahyu !.
4.    Jelaskan yang dimaksud dengan agama misionari !.

Daftar Pustaka
As-Suyuthi,I (1995); Apa Itu Algur’an; Penerbit Gema Insani Press: Jakarta.
Abdul Fatah Idris.(1994); Fiqih Islam Lengkap; Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Suparta, M (1996); Ilmu Hadis, Penerbit Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK: Jakarta.
Suryana Af, A.T (1997), Pendidikan Agama Islam; Penerbit Tiga Mutiara: Bandung.
_____;(2001); Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum; Penerbit Direktorat PTAI Dirjen Kelembagaan Agama Islam: Jakarta.




1 comment: